Sabtu, 16 Desember 2017

Mengenal Arsitektur Klasik

Mengenal Arsitektur Klasik

Predikat kata ‘klasik’ diberikan pada suatu karya arsitektur yang memiliki nilai keabadian di samping ketinggian mutu dan nilainya. Arsitektur klasik mengacu pada masa awal berkembangnya aliran kajian sejarah dan budaya Yunani dan Romawi, yang nantinya menjadi pengaruh zaman-zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik, karyanya terpusat pada karya seni pahat dalam bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi dari agama, kitab suci, dan kepercayaan lainnya, bahkan sebagai sarana ritual keagamaan.



Kuil Bacchus di kota Baalbek, Libanon (Sumber: livius.org)

Yunani memiliki tipologi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku yang kemudian setelah suku tersebut mulai terorganisir terbentuklah polis (negara kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Tipologi berbukit inilah yang menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu.

Arsitektur klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsitektur Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan first class. Disebut demikian karena karya-karya ini mempunyai aturan atau pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dalam menciptakan karya tersebut.



The Elysee Palace di Paris (Sumber: pico-sa.com)
Karakteristik Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik memberikan kesan yang anggun dan mewah. Ciri khas arsitektur klasik yaitu pemakaian pilar-pilar, ornamen, dan profil-profil yang muncul pada saat kerajaan Romawi atau Yunani kuno. Bangunan gaya klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya dan memiliki komposisi bangunan yang simetris dengan tata letak jendela yang teratur.



Stoa of Attalos di di Athena (Sumber: aretestock.deviantart.com)

Saat kita berpikir mengenai arsitektur klasik, umumnya kita akan berpikir mengenai sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa contoh bangunan, hal tersebut memang benar. Namun, arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit, misalnya pada atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer yang dibuat dengan detail yang sempurna.



Erechtheion di Athena (Sumber: autoclubrental.gr)
Fungsi Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik dibangun dengan tiga fungsi, pertama sebagai rumah tinggal, kedua sebagai wadah penyembahan bagi Tuhan atau rumah peribadatan, dan yang ketiga sebagai tempat berkumpul seperti balai kota. Untuk alasan kedua dan ketiga inilah, bangunan dengan gaya klasik dibuat sedetail dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.



Museum Nasional Sejarah Amerika (Sumber: americanhistory.si.edu)
Ciri-ciri Arsitektur Klasik

Secara umum, ciri dari arsitektur klasik adalah sebagai berikut:


Memiliki banyak sekali ornamen atau hiasan hampir di setiap sudut bangunan.


Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama.


Biasanya berupa bangunan yang besar dan megah dengan waktu pengerjaan yang cukup lama.


Memanfaatkan efek distorsi mata untuk menciptakan kemegahan dan keindahan bangunan-bangunan utamanya.


Bahan utama menggunakan bahan yang langsung diambil dari alam.


Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian integral dari keseluruhan struktur yang ada sehingga peninggalannya (walau tidak sempurna) dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya.



Arsitektur Klasik (Sumber: threes.com)
Contoh Arsitektur Klasik

Salah satu bangunan bergaya klasik yang paling terkenal adalah Parthenon. Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukit tertinggi di kota Athena, yaitu di Akropolis (Kota Tinggi). Setelah Zaman Kegelapan (Dark Ages), kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja. Sebagai gantinya mereka menerapkan sistem oligarki. Dengan demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman raja, tetapi menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena membangun kuil untuk sang dewi di sana. Dewan kota Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang pemahat terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Keseluruhan bangunan dibuat dari marmer serta menampilkan gaya arsitektur terbaru dengan ukuran yang lebih besar.



Ornamen arsitektur klasik (Sumber: templerome.wordpress.com)

Para arsitek Parthenon ingin membangun kuil terbaik di Yunani. Ketika sebagian besar kuil Yunani memiliki enam tiang di bagian depannya, Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan batu panjang berhias pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu individual berhias) saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope.



Reruntuhan arsitektur klasik (Sumber: pinterest.com)

Contoh bangunan klasik Yunani lainnya adalah kuil Athena Nike. Kuil Nike, merupakan kuil terkecil di Akropolis. Tapi bagi warga Athena, Nike dianggap sebagai pembawa keberuntungan bagi kota Athena. Kuil Athena Nike memiliki tetrastyle (empat kolom) dengan serambi colonnaded pada kedua fasad depan dan belakang (amphiprostyle) yang dirancang oleh arsitek Kallikrates. Gedung ini dibangun di atas sisa-sisa sebuah kuil Athena sebelumnya pada abad ke enam yang hancur oleh Persia pada tahun 480 SM. Kuil ini dibangun dari marmer pentelic putih. Di dalam kuil ini terdapat patung Nike, yang artinya adalah kemenangan. Pembuatnya menghilangkan sayap Nike yang seharusnya ada agar kemenangan tidak pergi dari Yunani. Hal tersebutlah yang menyebabkan patung ini lebih dikenal dengan nama Nike Apteros.
Arsitektur Klasik di Indonesia

Di Indonesia, bentuk dari arsitektur klasik masih kerap digunakan pada saat ini dan diadaptasi oleh bangunan-bangunan rumah mewah. Hal ini mungkin dapat diakibatkan oleh mahalnya anggaran yang dibutuhkan untuk membuat desain bergaya klasik. Membuat bangunan bergaya klasik juga membutuhkan keahlian khusus untuk membuat ornamen-ornamennya yang mewah. Untuk melihat beberapa contoh rumah yang mengadopsi gaya arsitektur klasik, Anda dapat mencarinya di ribuan project yang ada di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar