Sabtu, 16 Desember 2017

Gaya Asitektur Baroque

Gaya Asitektur Baroque

Gaya Baroque atau arsitektur Baroque mulai berkembang pada akhir abad ke 16. Baroque muncul akibat berkembangnya gerakan Protestanisme. Gereja katolik pada saat itu menginginkan agar arsitektur gereja dapat menjadi media pembawa pesan yang ingin disampaikan oleh gereja dengan cara yang lebih dramatis. Seni pada era Baroque harus berkaitan dengan tema-tema yang religius dan penuh emosi.

Contoh Arsitektur Baroque di Italia (Sumber: pinterest.com/etsy.com)

Arsitektur Baroque menunjukkan kemegahan dan kekuasaan, agar masyarakat pada saat itu tunduk dan patuh kepada morarki dan gereja. Arsitekturnya identik dengan desain yang berlebihan, dramatis dan lepas dari aturan. Bangunan yang dibangun pada masa Baroque memiliki penekanan pada pilar, kubah, cahaya yang kontras, lukisan di langit-langit bangunan, dan efek 3 dimensional yang dihasilkan dari pahatan.

Gaya yang paling membedakan dari gaya arsitektur Baroque adalah dynamism atau pergerakan. Dinding-dinding cekung dan cembung menciptakan motion atau pergerakan pada bangunan. Berbeda dengan arsitektur Renaissance yang menggunakan arsitektur datar pada permukaan bangunan, arsitektur Baroque memberikan efek tiga dimensional dengan banyaknya pahatan di permukaannya.

Gereja Saint Nicholas di Prague, Republik Ceko (Sumber: www.avantgarde-prague.com)

Arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari arsitektur Renaissance. Gaya arsitektur yang ada dari keduanya mempunyai kesamaan, seperti penggunaan kubah dan pilar. Akan tetapi, pada masa Renaissance, para arsitek dan seniman tidak memiliki kebebasan dalam menciptakan karyanya, karena pada masa itu terdapat aturan-aturan baku yang membatasi pergerakan mereka, sedangkan seniman dan arsitek Baroque telah memiliki lebih banyak kebebasan.

Era Baroque dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu early Baroque, high Baroque, dan late Baroque. Baroque mulai berkembang di Italia sejak early Baroque hingga high Baroque, dan diakhiri di Perancis mulai dari late Baroque hingga kemunculan gaya Rococo.

Perpustakaan The Klementinum di Prague, Republik Ceko (Sumber: www.architecturendesign.net)

Gaya Baroque terlihat lebih dinamis dengan sudut-sudut bangunan yang melengkung, pilar-pilar berbentuk memutar, langit-langit dipenuhi fresco (wall painting), pahatan-pahatan, dan penggunaan cahaya dramatis yang langsung menyorot karya-karya seni di dalam gereja agar terlihat lebih teatrikal.

San Carlo Alle Quattro Fontane karya Francesco Borromini (Sumber: pinterest.com/PaxRomana)

Dua nama yang paling terkenal dalam arsitektur Baroque adalah Bernini dan Borromini. Salah satu yang paling terkenal adalah San Carlo Alle Quattro Fontane karya Francesco Borromini yang terletak di Roma, Italia. San Carlo Alle Quattro Fontane yang dibangun pada tahun 1638 merupakan sebuah gereja Katolik yang disebut juga sebagai The Church of Saint Charles at the Four Fountains. Gereja ini menjadi salah satu contoh ikonik dari gaya arsitektur Baroque karena memiliki desain yang sangat rumit.

The St. Peter’s Square karya Gian Lorenzo Bernini (Sumber: theultralinx.com)

Karya Gian Lorenzo Bernini yang paling terkenal di dunia hingga saat ini adalah The St. Peter’s Square di Vatikan. Tempat ini didesain oleh Bernini di bawah pengawasan Paus Alexander VII dan dibuat dengan halaman depan yang luas dengan tujuan agar seluruh orang dari berbagai penjuru dunia yang datang dapat melihat Paus mulai dari bagian depan gereja hingga dari jendela istana Vatican (Norwich 1975, hal. 175). Di bagian tengahnya berdiri sebuah obelisk dari zaman Mesir kuno yang dibangun pada 1586 oleh Domenico Fontana.

Frauenkirche karya George Bӓhr (Sumber: www.getyourguide.com)

Frauenkirche dibangun oleh George Bӓhr pada tahun 1726 dan dikenal sebagai simbol dari kota Dresden, Jerman dengan konstruksi gereja protestan. Frauenkirche merupakan contoh gereja dengan arsitektur Baroque di Jerman. Hal ini terlihat dari pelampilan eksteriornya yang megah dan desain interior seperti penempatan mimbar di tengah gereja, altar, organ, dan tempat pembaptisan. Gereja ini sempat hancur pada saat Perang Dunia II dan kembali dibangun setelah penyatuan Jerman pada 1994 dan selesai pada 2005.

St. Paul’s Cathedral karya Christopher Wren (Sumber: flickr.com)

St. Paul’s Cathedral terkenal dengan kubahnya yang berukuran 111 meter dan merupakan salah satu gereja dengan kubah tertinggi di dunia. Dibuat oleh Christopher Wren pada tahun 1666, gereja ini menjadi salah satu gereja tujuan turis yang paling terkenal di kota London. Arsitektur Baroque sangat kental terlihat pada eksteriornya yang memiliki bagian façade luas dan diapit oleh dua Menara, juga interiornya dengan mozaik dan makam orang-orang terkenal.

Bagian Dalam St Peter’s Basilica (Sumber: flickr.com)

St. Peter’s Basilica merupakan basilika terbesar di dunia. Gereja ini didesain oleh Michelangelo, Donato Bramante, Carlo Maderno, dan Gian Lorenzo Bernini pada tahun 1506 dan selesai pada tahun 1626, memakan waktu 120 tahun. Gereja ini memiliki sifat dari arsitektur Baroque dan Renaissance. Di dalamnya tepatnya di bawah altar utama, terdapat kuburan dari Santo Petrus, yang diyakini sebagai salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagai Paus pertama. Beberapa paus lain juga dikuburkan di dalam dan di bawah basilika ini.

Trevi Fountain karya Nicola Salvi (Sumber: pinterest.com)

Trevi Fountain terletak di wilayah Trevi di kota Roma, Italia. Air mancur ini didesain oleh Nicola Salvi pada tahun 1762. Trevi Fountain merupakan air mancur dengan gaya Baroque tertinggi yang terdapat di kota itu dan terkenal sebagai air mancur paling indah di dunia. Desainnya didasari oleh tiga elemen arsitektur, yaitu façade, karang yang dibuat dari travertine, dan patung yang terbuat dari marmer Carrara. Air mancur ini menjadi salah satu tujuan turis utama di kota Roma dan sering sekali muncul di berbagai film terkenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar