Membangun Rumah Tahap 4: Analisis Site/Tapak Bangunan
Desain rumah yang baik, selain mewadahi kebutuhan semua penghuninya, juga harus berwawasan lingkungan. Rumah yang menyatu dengan alam sekitarnya akan lebih optimal dalam memenuhi fungsinya. Setelah home-owner menjelaskan secara lisan tentang keadaan lahan rumahnya pada project kickoff meeting, arsitek akan meninjau lokasi secara langsung.
Rumah dengan desain modern kontemporer di Bali karya Dymitr Maclew (Sumber: worldofarchi.com)
1. Luas lahan
Jika ukuran lahan 8 m x 15 m bukan berarti seluruh lahan bisa dibangun. Ada aturan-aturan pemerintah yang harus benar-benar diperhatikan.
GSB (garis sempadan bangunan) membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan, dihitung dari batas terluar saluran air kotor, atau riol, sampai batas terluar muka bangunan. Misalnya, GSB di lahan sebesar 2 m dan lahan berada di antara bangunan lain, maka luas lahan yang bisa dibangun adalah 8m x 13m. Jika lahan berada di hoek, maka luas lahan yang bisa dibangun adalah 6m x13m.
Be A House karya TonTon Studio
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah total maksimum luas lantai dasar bangunan yang boleh dibangun. Jika luas lahan 8 m x 15 m = 120m2 dan KDB di daerah tersebut 80%, maka luas maksimum lantai dasar adalah 80% x 120 m2 = 96 m2.
KLB (Koefisien Luas Bangunan) adalah batas total maksimum luas bangunan di seluruh lantai. Jika KLB di daerah tersebut 1.5, berarti total maksimum luas bangunan yang bisa dibangun adalah 1.5 x 120 m2=180 m2
Rumah bergaya modern kontemporer di Indonesia- keseimbangan antara alam dan rancangan manusia, karya TWS & Partners (Sumber: trendir.com)
Batas ketinggian bangunan pada setiap daerah berbeda dan sudah ditentukan pemerintah agar skyline tetap terbentuk, lingkungan tertata rapi, dan tidak mengganggu jalur penerbangan ataupun instalasi kabel. Ketinggian bangunan perumahan biasanya 2 lantai. Jadi, untuk luas lahan dengan ketentuan GSB, KDB, KLB seperti contoh sebelumnya, maka luas maksimum lantai 2 menjadi 180 m2 – 96 m2 = 84 m2.
2. Jenis Tanah
Setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda sehingga sangat berpengaruh pada struktur bangunan.
Rumah di Gurun Al Khozama, Arab karya Ark Kassam Architects (Sumber: imanada.com)
Pondasi pada tanah berpasir sering mengalami tingkat penurunan yang tidak merata.
Tanah berlumpur atau mengandung tanah liat sangat sulit untuk dibuat pondasi di atasnya. Jadi, pondasi harus jauh ke dalam tanah.
Tanah lanau (campuran tanah pasir dan tanah liat) bersifat kurang padat dan bisa mengakibatkan penurunan pondasi yang cukup dalam.
Tanah organik tidak layak dijadikan lokasi pembuatan bangunan. Bahkan walau diurug sekalipun, tingkat kegemburannya tetap tinggi dan bisa menyebabkan bangunan amblas ke dalam tanah.
Tanah timbunan biasanya lebih keras dan cukup kuat menahan beban, namun tetap harus dipadatkan dengan mesin sebelum memulai proses konstruksi.
Tanah batu (bukan batu kapur) memiliki daya dukung yang paling baik terhadap konstruksi bangunan.
Rumah ‘Flinstones’ di Wasatch Mountains, Utah karya Upwall Design (Sumber: businessinsider.com)
Jenis tanah sangat berpengaruh pada jenis pondasi bangunan (Sumber: rumahbagus.info)
3. Kontur / topografi
Rumah Bukit di Melbourne karya Andrew Maynard Architects (Sumber: maynardarchitects.com)
Rumah yang dibangun di tanah berbukit ini memenangkan banyak penghargaan karena berhasil menyatukan keadaan lahan dengan fungsi dan kenyamanan penghuninya.
The Mysterious Lawn Home di Frohnleiten, Austria karya Reinhold Weichlbauer dan Arbert Josef Ortis (Sumber: jomesand hues.com)
Ada banyak detail unik pada rumah yang dibangun di lahan miring ini. Penyatuan elemen kontur, vegetasi, fungsi serta ide unik yang original, membuat rumah ini menjadi ‘kesemrawutan yang indah’.
4. Vegetasi di dalam dan sekitar site
Falling water karya Frank Llyod Wright (Sumber: pinterest.com)
Tidak bisa dipungkiri bahwa rumah yang nyaman haruslah menyatu dengan alam sekitarnya. Vegetasi di dalam dan di sekitar site seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin dan menjadi nilai tambah yang memberi banyak keuntungan. Ingatlah, menanam sebuah pohon tidak mudah dan akan memakan banyak waktu. Jadi, jangan sia-siakan vegetasi yang ada.
Rumah Bambu di Selat, Bali (Sumber: inhabitat.com)
Rumah peristirahatan di tengah hutan pegunungan ini tetap mempertahankan vegetasi alaminya. Dikelilingi persawahan dan aliran sungai yang memperdengarkan suara alam yang eksotik, menggerakkan kincir air sebagai sumber tenaga listrik dan air.
Rumah pohon di Treehouse Point, Preston, Seattle (Sumber: eccotrack.com)
Rumah pohon ini benar-benar memanfaatkan vegetasi alami sebagai struktur, view, kanopi, dan sumber udara segar.
5. Bangunan sekitar
Denpasar Residence karya Atelier Cosmaz Gozali
Keadaan bangunan di sekitar site sangat perlu diperhatikan terutama untuk menjaga skyline dan keseimbangan tata lingkungan. Jika bangunan di sekitar site kebanyakan bangunan tua, proses pengerjaan tiang pancang harus hati-hati dalam memperhitungkan resikonya.
6. Akses jalan
Rumah dengan atap garasi karya Anonymous Architects di perbukitan Los Angeles (Sumber : weburbanist.com)
Rumah yang dibangun di kontur perbukitan tidak harus memaksakan akses jalan konvensional tepat di pintu masuk utama.
Rumah tusuk sate (Sumber: ideaonline.com)
Bagi sebagian home-owner yang masih menerapkan feng shui, posisi tusuk sate harus disiasati agar tidak merugikan atau penghuninya merasa kurang nyaman.
7. Cuaca dan kondisi lingkungan
Rumah di bawah air terjun di Switzerland (Sumber: pinterest.com)
Memiliki rumah dengan deburan air terjun pasti sangatlah menyejukkan hati. Namun, harus diperhitungkan saat cuaca hujan dan menyebabkan debit air terjun meningkat drastis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap posisi, bahan, dan kekuatan struktur bangunan.
Rumah anti banjir di barat laut Pelabuhan Sag, New York karya Dan Nelson -Designs Northwest Architects(Sumber: trendir.com)
Banjir setinggi 2- 4 m yang pernah melanda daerah ini membuat pemiliknya ingin desain rumah anti banjir. Saat banjir, air akan melewati bagian bawah rumah.
Rumah anti tsunami di Pulau Camano, Washington karya Designs Northwest Architects (sumber: dailymail.co.uk)
Gempa bumi dan tsunami yang melanda pulau ini memunculkan ide desain rumah yang tahan gempa dan tsunami. Dibuat dari rangka baja dan tiang penahan yang diletakkan di tempat-tempat tertentu. Pada lantai dasar, celah antara tiang dipenuhi jendela kaca geser yang sengaja didesain agar mudah pecah saat tsunami dan air bisa melewatinya. Ruang bawahnya disebut ‘ ruang banjir’ dengan furnitur yang tahan air.
”The Safe House” , zombies safe karya KWK Promes (Sumber: all-that-is-interesting.com)
Rumah berdesain arsitektur kinetik ini memberikan perlindungan maksimum. Dinding-dinding betonnya bisa bergerak kinetis dan menutup seluruh bagiannya menjadi kotak beton yang rapat. Itu sebabnya, rumah ini aman dari kerusuhan dan bahkan ancaman ‘zombie’.
8. Arah matahari
‘Timber House’ di Bavaria, Jerman karya KÜHNLEIN Architektur (Sumber: archdaily.com)
Cahaya matahari sangat bermanfaat sebagai pencahayaan alami. Namun, terik dan pergeseran arah matahari harus diperhatikan. Kisi-kisi jendela bisa dimanfaatkan untuk mengarahkan cahaya matahari dan menjaga kenyamanan temperatur di dalam rumah. Bagi ‘pengikut’ feng shui, arah mata angin sangat penting karena dipercaya mempengaruhi nasib penghuni rumah.
Meninjau lokasi tapak sangat esensial. Ada banyak masalah yang bisa muncul dari keadaan tapak. Banyak pula faktor menguntungkan yang bisa didapat dari tapak dan memunculkan ide desain yang otentik dengan keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar