Sabtu, 16 Desember 2017

Bambu Sebagai Bahan Bangunan

Bambu Sebagai Bahan Bangunan

Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak orang mengira bahwa rongga tengah bambu merupakan kelemahan bagi bambu, padahal hal ini tidak benar. Bambu memang berongga, dan rongga tengah pada bambu sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu dan berfungsi sebagai bracer.Bracer dapat memperkuat bambu dan membuat elemen yang biasa digunakan sebagai struktur menjadi lebih ringan dan tidak kaku. Bambu juga memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah sehingga struktur bambu menjadi lebih dapat diandalkan.
Green School Bali (Sumber: noctulachannel.com)
Pemakaian Bambu Sebagai Bahan Bangunan
Sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton bertulang sesuai dengan bentuk dan ukurannya
Sebagai tiang/kolom rumah; untuk rumah bamboo, sebaiknya dipilih jenis yang cukup kuat dan umurnya tua sehingga struktur kolom rumah bisa kuat dan tahan lama
Sebagai dinding rumah yang disebut juga dengan istilah gedeg; bentuknya berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan
Pada lantai bangunan dengan cara membelah bambu atau secara utuh ditata sehingga membentuk lantai yang kuat.
Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk bambu dan bagian lainnya sehingga membentuk struktur atap yang kokoh
Sebagai furnitur seperti kursi atau meja bambu
Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman di halaman rumah dapat berdiri tegak
Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu, kemudian disambungkan menggunakan alat sambung paku
Sebagai pintu rumah
Untuk plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus penutup langit-langit menggunakan lembaran anyaman bambu
Ruangan dari bambu (Sumber: batamtoday.com)
Jenis-Jenis Bambu untuk Bangunan

1. Bambu Batu / Petung

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 20 cm dan panjang 25 meter. Biasanya digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan, bahan industri pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman, peralatan pertanian, dan peternakan.

2. Bambu hitam, pring wulung, peri laka

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 14 cm dan panjang 20 meter. Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti angklung, calung, gambang, dan celempung. Jenis ini juga berfungsi untuk bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel karena tahan terhadap hama.

3. Bambu apus, pring apus, peri

Diameter dari bambu jenis ini adalah 4-10 cm. Biasanya ini digunakan sebagai tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat digunakan sebagai alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan seperti rak buku, industri pulp, kertas, dan penghalau angin kencang (wind break)
GV House karya Herry J Architects
Keunggulan Bambu
Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam struktur
Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik
Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk
Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk
Rupanya artistik
Relatif murah
Tidak bersifat polutif
Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun
Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir
Ringan
Kelemahan Bambu
Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api
Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk, dan sejenisnya
Umurnya relatif pendek
Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit, seperti teknik penyambungan antar bambu, atau penyambungan dengan material lain
Instalasi bambu (Sumber: probohindarto.wordpress.com)
Teknik Menyambung Bambu Pada Bangunan
Teknik pertama, bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem ini sering digunakan pada bambu yang hanya dipakai untuk membuat tangga darurat saat proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan.
Untuk konstruksi bangunan, alat penyatunya berupa baut dengan ukuran minimal 12 mm. Agar tidak mudah pecah, sebelum baut dipasang, bambu diberi lubang terlebih dahulu dengan cara dibor, baru kemudian baut dimasukkan dan dilengkapi dengan mur. Baut dapat diganti dengan pasak. Selain lebih kuat, hasil sambungan dengan cara ini juga lebih rapi.Kemudian, agar tampilannya terlihat alami, hasil sambungan dapat ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali dari serabut kelapa.
Teknik ketiga adalah dengan cara membuat lubang pada satu bambu. Ukurannya disamakan dengan diameter bambu lain yang ingin disatukan. Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua agar tidak mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya satu dan ada juga yang dua sekaligus sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Agar posisinya makin kuat, teknik penyambungan ini dapat dilengkapi dengan paku pasak.
Untuk proses penyatuan yang disusun secara berjajar, bisa digunakan batang bambu yang ukurannya lebih besar. Caranya adalah dengan menyatukan dua ujung bambu yang ingin disatukan dan disambung. Kemudian, bamboo tersebut tinggal dimasukan ke dalam batang bambu lain yang ukurannya lebih besar. Namun, lubang atau rongga yang ada pada bagian dalam harus punya ukuran diameter yang sama dengan ukuran diameter luar bambu yang ingin disatukan sehingga ujung bambu tersebut bisa masuk dan tetap merekat dengan erat dan kencang.
Plafond dari bambu (Sumber: 1designbali.wordpress.com)
Kisaran Harga Bambu Tahun 2016
Bambu besar Diameter 10-12 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 30.000,-
Bambu Sedang Diameter 8–9 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 25.000,-
Bambu Kecil Diameter 6–7 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 20.000,-
Bambu Kecil Diameter 4–5 cm panjang 6.5 meter / Batang : Rp. 15.000,-
Reng Bambu (panjang 6,5 m) / ikat 25 batang : 170.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar